Sabtu, Mei 18, 2024
BerandaKabar PemiluMenakar Arah Diplomasi Luar Negeri Indonesia Jika Prabowo Jadi Presiden ...

Menakar Arah Diplomasi Luar Negeri Indonesia Jika Prabowo Jadi Presiden Menurut Pakar

- Advertisement -

 

Politikterkini.com|  Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming unggul telak pemilihan umum (Pemilu) versi hitung cepat (Quick Count) dari sejumlah  lembaga survei. Melihat kemingkinan bahwa Prabowo bakal jadi Presiden ke-8 RI, Pengamat politik dari Universitas Murdoch di Australia, Ian Wilson, mengungkapkan arah diplomasi Indonesia jika Prabowo Subianto menjadi presiden.

- Advertisement -

Menurut pengamatan  Ian Wilson tak ada perubahan besar terkait kebijakan luar negeri Indonesia di bawah pemerintahan Prabowo. Kepada Al Jazeera Ian menyampaikan jika Prabowo jadi Presiden, maka dia akan melanjutkan pendekatan non-blok Indonesia. Prabowo mengartikulasikan arah kebijakan luar negerinya dengan menyebut ingin berteman dengan siapa saja.

Baca Juga : Pemimpin Dunia Ucapkan Selamat Atas Kemenangan Prabowo Di Pilpres 2024

- Advertisement -

“Anda mungkin membayangkan bahwa secara umum, dia akan melanjutkan pendekatan non-blok Indonesia terhadap kawasan ini. Dia tidak ingin memihak dalam ketegangan apa pun di kawasan antara Amerika Serikat dan China,” kata Ian.

Masih menurut Ian, dalam arti yang lebih luas, kita akan melihat kelanjutan dari norma kebijakan luar negeri Indonesia. Selama kampanye, Prabowo menggemakan keberlanjutan pemerintahan  Jokowi  jika nanti dia terpilih menjadi presiden. Prabowo bahkan memberi nama koalisi dia sama dengan nama kabinet Jokowi yakni Koalisi Indonesia Maju.

- Advertisement -

Sementara itu, pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia Yon Machmudi punya penilaian serupa. Yon menganggap jika Prabowo pada akhirnya menjadi presiden dengan kebijakan luar negeri, Indonesia tetap sama yakni bebas aktif.

“Dalam hal ini Indonesia di bawah Prabowo-Gibran posisinya tetap menjaga keseimbangan, tidak menunjukkan keberpihakan ke Amerika maupun ke China,” kata Yon.

Baca Juga : Keberlanjutan Jadi Kunci Luhut Binsar Panjaitan Dukung Pasangan Prabowo-Gibran

Saat menghadiri forum Pusat Kajian Strategis dan Internasional (CSIS) pada November lalu, Prabowo sempat memuji Amerika Serikat (AS) dan China. Prabowo menjelaskan peran historis AS dalam menekan Belanda untuk mengakui kedaulatan Indonesia pada 1940-an.

Prabowo juga menyebut peran penting China bagi Asia Tenggara. Diketahui saat ini, AS dan China berebut pengaruh di kawasan Indo-Pasifik. Associated Press menulis bahwa Indonesia merupakan medan pertempuran penting secara ekonomi dan politik di kawasan tersebut. (udt/pt)

- Advertisement -
Artikel Terkait

4 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

Most Popular

- Advertisment -